Di tengah hiruk-pikuk kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung, muncul satu tren baru di dunia properti yang lagi banyak dibicarakan: co living premium dan aparthouse mewah. Dua konsep hunian ini sekarang sedang jadi incaran para profesional muda yang ingin tempat tinggal fleksibel, modern, tapi tetap punya sentuhan premium, tanpa harus repot dengan urusan beli rumah atau cicilan panjang.
Menariknya, tren ini bukan cuma soal gaya hidup. Di baliknya, ada peluang bisnis besar yang mulai dilirik banyak investor properti. Kenapa bisa begitu? Yuk, kita bahas lebih dalam.
Apa Itu Co-Living dan Aparthouse?

Kalau dijelaskan secara sederhana, co living itu mirip konsep kost modern, tapi jauh lebih tertata dan berkelas. Penghuni tinggal di satu bangunan yang punya fasilitas bersama—seperti dapur, ruang tamu, area laundry, sampai coworking space—namun tetap punya kamar pribadi yang nyaman dan stylish.
Sementara aparthouse bisa dibilang sebagai perpaduan antara apartemen dan rumah pribadi. Desainnya eksklusif seperti apartemen, tapi suasananya lebih hangat, lebih “homey”, dan nggak terasa kaku.
Bayangkan kamu tinggal di sebuah apartemen butik di Jakarta Selatan. Kamarnya didesain minimalis modern, pencahayaan natural dari jendela besar, ada rooftop lounge buat santai sore sambil minum kopi, dan coworking space yang cepat banget Wi-Fi-nya. Rasanya bukan cuma tempat tinggal, tapi juga lifestyle statement. Itulah vibe dari aparthouse dan co living premium Indonesia sekarang.
Kenapa Profesional Muda Mulai Suka Konsep Ini?

1. Fleksibilitas Tanpa Komitmen Panjang
Bagi banyak profesional muda, terutama generasi milenial dan Gen Z, kepemilikan properti bukan lagi prioritas utama. Mereka lebih memilih menyewa fleksibel—bisa per bulan, bahkan per minggu—tanpa harus pusing urusan perawatan bangunan, pajak, atau biaya renovasi.
Contohnya, teman saya, Dita (27), seorang marketing di startup, dulu sewa apartemen sendiri. Tapi setelah pindah ke co living di Kuningan, dia bilang hidupnya jadi lebih efisien. Biaya lebih ringan, ada komunitas sosial, dan nggak pernah merasa “sendiri”.
2. Komunitas & Networking
Tinggal di co living premium Indonesia bukan cuma soal tempat tidur, tapi soal lingkungan sosial. Penghuninya biasanya sesama profesional muda, digital nomad, atau expat. Jadi suasananya produktif tapi tetap fun. Ada acara kecil tiap akhir pekan, mulai dari kelas yoga sampai wine night di rooftop.
3. Lokasi Strategis di Tengah Kota
Kebanyakan co living dan aparthouse berada di lokasi emas: Jakarta Selatan, BSD, Canggu, Kemang, Tebet, atau Setiabudi. Dekat kantor, pusat belanja, kafe, dan transportasi publik. Ini penting banget buat yang kerja di pusat kota tapi mau menghemat waktu tempuh.
Lihat saja contoh Rukita, Node Living, dan Havenwood — tiga brand besar co living di Indonesia yang sukses menggabungkan lokasi strategis, desain interior premium, dan fasilitas modern.
Model Bisnis Co-Living & Aparthouse
Tren ini menarik bukan hanya bagi penyewa, tapi juga investor. Model bisnisnya sederhana tapi efektif:
- Properti dibeli atau disewa panjang oleh operator (seperti Rukita atau Cove).
- Kamar dibagi dan disewakan ke beberapa penyewa dengan sistem subscription.
- Operator mengelola seluruh aspek: kebersihan, keamanan, event komunitas, hingga maintenance.
Pendapatannya stabil karena unit selalu terisi, apalagi di kota besar dengan mobilitas tinggi. Bagi investor, ini bisa jadi alternatif selain apartemen konvensional atau kost biasa.
Bahkan beberapa pengembang besar seperti Sinar Mas Land dan Agung Sedayu Group mulai melirik model aparthouse mewah yang dijual dalam unit kecil tapi bernilai tinggi karena desain dan lokasinya premium.
Perbandingan: Co-Living vs Tinggal Sendiri di Apartemen
Aspek | Co Living Premium | Apartemen Sendiri |
---|---|---|
Biaya | Lebih hemat (shared utilities & fasilitas) | Lebih mahal (utility & maintenance sendiri) |
Komunitas | Ada interaksi sosial aktif | Cenderung individual |
Fleksibilitas | Sewa jangka pendek tersedia | Biasanya tahunan |
Fasilitas | Lengkap (coworking, lounge, laundry) | Standar (gym & kolam renang) |
Perawatan | Dikelola operator | Ditanggung sendiri |
Dari tabel ini kelihatan, co living menawarkan value lebih besar untuk biaya yang sama atau bahkan lebih rendah. Terutama bagi mereka yang baru mulai karier di kota besar.
Desain Interior & Gaya Hidup Premium
Tren aparthouse mewah kini tidak hanya soal lokasi, tapi juga soal pengalaman visual dan kenyamanan. Desainnya banyak mengusung tema modern tropical, Japandi, atau industrial softened—kombinasi estetika minimalis dan nuansa hangat.
Material seperti kayu solid, marmer ringan, dan pencahayaan alami jadi kunci utama. Banyak unit aparthouse di Jakarta Selatan bahkan dilengkapi balkon pribadi atau mini pantry elegan yang membuat kesan “rumah mahal” tanpa harus membeli rumah miliaran.
Harga dan Biaya Sewa di Kota Besar
Kalau ngomongin soal biaya, co living premium di Jakarta biasanya dibanderol di kisaran Rp 3 juta sampai Rp 8 jutaan per bulan, tergantung dari lokasi dan fasilitas yang disediakan. Ada yang sudah include cleaning service, Wi-Fi, sampai laundry mingguan, jadi tinggal masuk aja tanpa ribet mikirin hal-hal kecil.
Sementara untuk aparthouse mewah, harganya memang lebih tinggi — rata-rata di angka Rp 10 juta sampai Rp 25 juta per bulan. Tapi ya, sebanding banget sama kenyamanan dan privasi yang ditawarkan. Desain interiornya rapi, suasananya tenang, dan kebanyakan punya fasilitas premium kayak smart lock system atau balkon pribadi.
Kalau dibandingin dengan apartemen pribadi di area yang sama, biayanya bisa lebih dari Rp 15 juta per bulan, belum lagi ditambah service charge, listrik, air, dan biaya maintenance yang kadang suka bikin kaget di akhir bulan. Makanya banyak profesional muda sekarang mulai beralih ke co living atau aparthouse. Selain lebih efisien dari sisi biaya, mereka juga dapat gaya hidup yang lebih fleksibel dan praktis — cocok banget buat yang punya mobilitas tinggi di tengah kota tapi tetap pengin hidup dengan gaya yang rapi dan berkelas.. Dari sisi efisiensi, jelas co living dan aparthouse lebih masuk akal bagi profesional muda.
Lokasi Terpopuler untuk Co-Living & Aparthouse Premium
- Jakarta Selatan (Kemang, SCBD, Kuningan) – Area ini jadi pusatnya co living startup dan aparthouse desain kontemporer.
- BSD & Alam Sutera – Banyak pengembang menghadirkan konsep aparthouse dengan lingkungan hijau dan akses transportasi modern.
- Canggu & Ubud (Bali) – Favorit digital nomad dan ekspatriat, banyak co living dengan desain tropis terbuka.
- Bandung (Dago & Ciumbuleuit) – Cocok untuk profesional muda dan pelajar yang mencari hunian praktis dekat pusat aktivitas.
Investasi & Peluang Bisnis di Balik Tren Ini
Pasar co living premium Indonesia masih sangat terbuka. Banyak investor lokal mulai membeli rumah lama di area strategis untuk disulap menjadi aparthouse mini. Dengan konsep yang menarik, ROI bisa mencapai 8–12% per tahun, lebih tinggi dari sewa rumah biasa.
Platform seperti Travelio, Rukita, dan RoomMe juga membuka peluang kolaborasi bagi pemilik properti untuk menyewakan unit mereka secara profesional.
Selain itu, dengan tren remote working dan urban mobility, kebutuhan hunian jangka pendek tapi nyaman akan terus meningkat.
Kelebihan & Kekurangan Co-Living / Aparthouse
Kelebihan:
- Hemat biaya hidup
- Banyak fasilitas modern
- Jaringan sosial luas
- Fleksibel jangka sewa
Kekurangan:
- Privasi lebih terbatas (untuk co living)
- Ketergantungan pada operator (jika layanan buruk)
- Tidak cocok untuk keluarga besar
Pengalaman Nyata: Hidup di Co-Living di Tengah Jakarta
Saya sempat coba tinggal tiga bulan di co living kawasan Setiabudi. Awalnya ragu — takut privasi terganggu. Tapi ternyata justru menyenangkan. Ada lounge buat kerja malam hari, pantry bersih, dan tetangga yang sopan.
Paling seru, setiap minggu ada acara mini bar night, dan dari situ saya dapat banyak koneksi kerja. Rasanya seperti hidup di antara orang-orang dengan semangat yang sama: sibuk tapi tetap tahu cara menikmati hidup.
Masa Depan Hunian Fleksibel di Indonesia
Dengan harga tanah dan properti yang makin naik, tren hunian fleksibel seperti co living dan aparthouse mewah kemungkinan besar akan terus tumbuh. Bahkan, bisa jadi gaya hidup utama bagi profesional urban di 5–10 tahun mendatang.
Pemerintah dan pengembang mulai menyesuaikan regulasi agar model bisnis ini bisa berkembang sehat, termasuk dengan sistem pajak dan izin usaha yang lebih adaptif.
Kesimpulan: Hunian Modern yang Masuk Akal untuk Generasi Sekarang
Konsep co living premium Indonesia dan aparthouse mewah bukan sekadar gaya hidup sementara. Ini adalah jawaban atas kebutuhan generasi muda perkotaan — yang ingin hidup efisien, modern, dan tetap punya sentuhan sosial.
Kalau kamu masih bingung antara beli apartemen sendiri atau sewa rumah biasa, mungkin saatnya pertimbangkan tinggal di co living atau aparthouse. Coba dulu beberapa bulan, rasakan atmosfernya. Siapa tahu, justru di sana kamu menemukan keseimbangan antara karier, gaya hidup, dan kenyamanan pribadi.
Ingin tahu pilihan co living dan aparthouse terbaik di kotamu? Cek daftar rekomendasi terbaru di situs properti seperti Rumah123, 99.co, dan Rukita. Temukan gaya hidup urban yang lebih efisien, modern, dan cocok dengan ritme hidupmu.
Baca juga artikel lainnya: