Kenapa Green Living Jadi Obrolan Panas?
Beberapa tahun belakangan, kalau kita lihat perkembangan tren properti di Indonesia, kata kuncinya udah nggak sebatas “lokasi strategis” atau “fasilitas lengkap” aja. Sekarang, makin sering kita dengar pertanyaan dari anak muda—khususnya generasi milenial sampai Gen Z—seperti, “Hunian ini ramah lingkungan nggak? Bisa hemat energi nggak? Ada konsep sustainablenya nggak?”
Nah, di situlah istilah Green Living mulai jadi sorotan. Green Living itu sederhananya gaya hidup yang berorientasi ke keberlanjutan. Hunian yang hemat listrik, punya area hijau, memanfaatkan energi terbarukan, sampai desain rumah yang memperhatikan sirkulasi udara alami.
Kalau dulu kesannya eksklusif, sekarang malah jadi tren mainstream. Bahkan developer besar di kota-kota kayak Jakarta, Bandung, sampai Surabaya sudah mulai berani promosi rumah dan apartemen dengan label eco-friendly.
Milenial & Gen Z: Konsumen Kritis Sekaligus Visioner
Milenial dan Gen Z itu unik. Mereka tumbuh di era digital, terbiasa akses informasi, dan relatif lebih sadar sama isu lingkungan. Misalnya, mereka sudah sering baca berita soal perubahan iklim, polusi udara, sampai krisis air. Jadi wajar aja kalau preferensi mereka dalam memilih properti juga berubah.
Perbedaan Pola Pikir
- Generasi sebelumnya (Gen X atau Baby Boomers) biasanya fokus ke harga, lokasi, dan status kepemilikan.
- Milenial & Gen Z: mereka mau rumah yang sesuai gaya hidup, nggak cuma tempat tinggal tapi juga pernyataan identitas. Green Living jadi salah satu identitas itu.

Saya sendiri punya pengalaman ngobrol sama teman yang baru aja beli unit apartemen di BSD. Katanya, yang bikin dia tertarik bukan cuma akses ke tol, tapi karena developer klaim bangunannya hemat energi dan ada panel surya di atapnya. “Biarpun cicilan agak lebih mahal, gue merasa investasi ini lebih ada nilainya buat jangka panjang,” katanya.
Unsur Penting dalam Hunian Green Living
Oke, sekarang kita bahas lebih teknis. Apa sih ciri-ciri properti dengan konsep Green Living?
1. Efisiensi Energi
Rumah atau apartemen modern sekarang sudah banyak yang pakai lampu LED, sensor cahaya, sampai panel surya. Tujuannya simpel: hemat energi.
2. Pengelolaan Air
Sistem daur ulang air hujan, keran hemat air, atau bahkan teknologi grey water treatment. Kecil-kecil tapi dampaknya besar.
3. Material Ramah Lingkungan
Mulai dari penggunaan bambu, kayu daur ulang, hingga cat tembok yang bebas zat berbahaya.
4. Ruang Hijau
Taman vertikal, rooftop garden, atau sekadar area terbuka hijau yang cukup. Ini bukan cuma estetika, tapi juga bikin udara lebih segar.
5. Smart Home Integration
Banyak milenial & Gen Z suka konsep rumah pintar. Dengan IoT, mereka bisa atur suhu AC, pencahayaan, bahkan keamanan rumah hanya lewat aplikasi.
Kalau digabung, Green Living + Smart Home = paket lengkap.
Baca juga artikel lain: Smart Home untuk Properti Premium
Tren Green Living di Indonesia
Di Indonesia, tren properti hijau mulai terasa sejak beberapa tahun terakhir. Contohnya:
- BSD City dari Sinar Mas Land sudah lama mempromosikan area hijau dan konsep sustainable township.
- Summarecon bikin kawasan dengan green park yang luas dan konsep drainase alami.
- Apartemen di Jakarta Selatan mulai pamer rooftop garden, panel surya, dan area communal yang “instagramable” tapi juga eco-friendly.
Kalau kamu perhatikan, tren ini juga nyambung dengan perkembangan global. Misalnya, laporan dari World Green Building Council menunjukkan bahwa properti hijau punya nilai lebih tinggi dan diminati pasar.
Tantangan: Green Living Masih Mahal?
Meski banyak orang tertarik, kenyataannya properti dengan label Green Living kadang punya harga lebih tinggi. Kenapa? Karena teknologi ramah lingkungan belum sepenuhnya murah.
Tapi menurut saya pribadi, biaya itu bisa dianggap investasi. Misalnya, rumah dengan panel surya memang butuh modal lebih, tapi tagihan listrik jangka panjang bisa lebih hemat. Jadi, harga mahal di depan, tapi menguntungkan kemudian.
Selain itu, generasi muda sekarang lebih rela mengeluarkan uang untuk sesuatu yang punya nilai sosial dan keberlanjutan. Jadi bukan sekadar hitung-hitungan rupiah.
Green Living di Perkotaan vs. Pinggiran Kota
Di Perkotaan
Hunian Green Living di pusat kota biasanya berupa apartemen dengan fasilitas eco-friendly. Fokusnya efisiensi energi dan ruang terbatas.
Di Pinggiran Kota
Lebih banyak pilihan rumah tapak dengan taman luas, desain cross-ventilation (sirkulasi udara alami), dan bahkan komunitas berbasis sustainable living.
Saya pernah mampir ke sebuah cluster di Cibubur yang mengusung konsep Green Living. Yang bikin menarik, hampir semua rumahnya punya taman kecil pribadi, dan ada jalur khusus sepeda. Rasanya kayak kombinasi antara modern dan alami.
Generasi Muda Lebih Melek Digital
Jangan lupakan satu hal: generasi ini belinya bukan lewat brosur, tapi lewat riset online. Mereka cek review di YouTube, bandingkan harga di marketplace properti seperti Rumah123.
Jadi, developer yang mau menjual konsep Green Living harus jago marketing digital juga.
Green Living Bukan Sekadar Gaya Hidup, tapi Investasi Masa Depan
Banyak riset bilang properti hijau cenderung lebih tahan krisis. Kenapa? Karena demand-nya terus naik. Misalnya, orang makin peduli polusi, makin butuh hunian sehat. Developer yang bisa penuhi kebutuhan itu otomatis lebih laku.
Selain itu, generasi milenial dan Gen Z nggak cuma beli rumah buat ditinggali, tapi juga buat investasi. Hunian dengan label Green Living punya daya jual kembali lebih tinggi.
Tips Buat Generasi Milenial & Gen Z yang Mau Cari Hunian Green Living
- Riset dulu: cek developer, fasilitas, dan testimoni penghuni.
- Hitung jangka panjang: jangan cuma lihat harga awal, tapi biaya operasional.
- Pilih lokasi yang sesuai: dekat transportasi umum atau punya akses sepeda lebih baik.
- Cek legalitas: pastikan sertifikat dan izin sesuai.
Kalau bisa, ajak arsitek atau orang yang paham bangunan untuk bantu cek detail teknisnya.
Kesimpulan
Green Living bukan sekadar tren sementara. Ini adalah arah baru dalam dunia properti, terutama buat generasi milenial dan Gen Z yang lebih sadar lingkungan. Hunian ramah lingkungan bukan cuma bikin hidup lebih sehat, tapi juga investasi jangka panjang yang cerdas.
Kalau kamu lagi cari rumah atau apartemen, coba pertimbangkan opsi Green Living. Siapa tahu, dengan langkah kecil ini, kita bisa bareng-bareng bikin masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Jadi, gimana? Siap ikut tren Green Living dan punya properti yang bukan cuma nyaman, tapi juga peduli bumi?
Baca juga artikel lainnya: