Ada satu hal menarik tentang tren desain interior: setiap tahun selalu ada “suasana baru” yang muncul, tapi kalau diamati, semua kembali ke akar yang sama—manusia ingin merasa nyaman di dalam rumahnya. Tahun 2025 bukan soal warna-warna mencolok atau furnitur futuristik, tapi tentang kembali ke bumi — literally. Earth tone dan tekstur alami kembali jadi bintang.
Aku pribadi sempat merasa jenuh dengan interior serba putih minimalis yang dulu sempat hype. Indah sih, tapi terasa dingin dan “tidak berjiwa.” Saat mulai eksperimen dengan warna tanah—coklat, terracotta, dan hijau lumut—rasanya ruang jadi lebih hidup dan hangat. Ternyata, bukan cuma aku yang merasakan hal itu. Data tren desain dari Pinterest Predicts 2025 juga menunjukkan peningkatan lebih dari 80% dalam pencarian terkait interior earth tone dan material alami.
Nah, kali ini kita akan bahas 5 elemen interior yang bakal mendominasi 2025 dengan sentuhan bumi dan tekstur organik yang bikin ruangan terasa lebih “bernapas”.
1. Warna Tanah (Earth Tone): Si Netral Hangat yang Tak Pernah Gagal

Warna tanah itu bukan sekadar coklat. Ia bisa berupa terracotta, clay, krem lembut, olive green, atau beige keabu-abuan. Warna-warna ini memberikan efek menenangkan, cocok buat siapa pun yang hidup di kota besar dan ingin suasana rumah seperti “pelarian alami”.
Kombinasi yang sedang digemari:
- Terracotta + Putih Gading untuk ruang tamu modern rustic.
- Hijau Lumut + Kayu Gelap buat ruang kerja atau ruang baca.
- Beige + Abu Lembut cocok untuk kamar tidur minimalis tapi tetap hangat.
Warna earth tone mudah dipadukan karena sifatnya fleksibel. Ia bisa tampil kasual atau elegan tergantung material pendampingnya.
Sebagai contoh, merek cat lokal seperti Dulux dan Jotun tahun ini merilis palet warna bertema “Reconnecting with Nature” dengan dominasi warna tanah dan hijau alami. Artinya, arah pasar pun sudah jelas ke sana.
Baca juga: Macam-Macam Warna Earth Tone untuk Interior Hunian yang Menegangkan
2. Tekstur Dinding Alami: Dari Clay Plaster sampai Limewash
Cat dinding polos mulai kehilangan pesonanya. Tahun 2025 akan banyak rumah yang bermain dengan tekstur dinding alami—mulai dari limewash, clay plaster, hingga semen ekspos dengan hasil akhir matte.
Tekstur ini memberi kesan “hidup” karena pantulan cahaya di dinding tak lagi datar. Kalau kamu suka rumah dengan vibe natural-modern, ini langkah pertama yang bisa dicoba.
Aku pernah lihat rumah di Bandung yang semua dindingnya dilapisi clay plaster berwarna terracotta muda. Hasilnya? Hangat, elegan, dan terasa sangat organik. Bahkan tanpa banyak dekorasi, ruangannya sudah terlihat “mahal”.
Triknya sederhana: biarkan imperfection pada dinding tetap terlihat. Itulah yang membuat tampilannya jujur dan tidak artifisial.
3. Material Kayu dan Batu Alam: Sentuhan Organik yang Tak Tergantikan
Tidak ada yang bisa menandingi karakter alami dari kayu dan batu alam. Dua material ini akan tetap mendominasi setiap gaya interior—baik itu Japandi, Boho, Rustic, maupun Modern Natural.
- Gunakan kayu oak atau jati untuk furnitur besar seperti meja makan, lemari, atau lantai.
- Tambahkan batu alam seperti travertine, granit kasar, atau batu kapur untuk kitchen island atau dinding aksen.
Kombinasi keduanya menciptakan kesan seimbang antara kekuatan dan kehangatan.
Kalau ingin tampilan modern, pilih finishing matte dengan pola serat kayu yang tetap terlihat alami. Hindari finishing glossy berlebihan.
Beberapa desainer interior, seperti Andra Matin dan Budi Pradono, bahkan sudah lama mendorong pendekatan desain “back to material honesty”. Artinya, material tidak disembunyikan, melainkan ditonjolkan keasliannya.
4. Tekstil dan Aksen Natural: Linen, Rami, dan Rotan
Setelah warna dan dinding, yang bikin ruang semakin hidup adalah tekstur lembut dari kain dan serat alami.
Coba perhatikan: bantal sofa dari linen mentah, karpet rajut dari rami, tirai tipis warna krem—semua elemen kecil ini membentuk suasana rumah yang menenangkan dan tak membosankan.
Tren dekorasi tahun ini juga mengarah ke aksen rotan, eceng gondok, dan bambu. Meski dulu dianggap tradisional, sekarang justru dipadukan dengan elemen modern. Contohnya, kursi rotan dengan rangka besi hitam matte, atau lampu gantung bambu di dapur dengan countertop marmer. Kontras yang elegan.
Tips kecil: jangan takut mencampur beberapa jenis tekstur dalam satu ruang. Justru kombinasi yang berani seperti linen + rotan + kayu menciptakan kedalaman visual.
5. Pencahayaan Alami & Lampu Hangat: “Soul” dari Interior Earth Tone

Tidak ada yang lebih penting dari cahaya. Warna earth tone akan tampak sempurna hanya kalau pencahayaannya tepat.
Cahaya alami dari jendela besar akan menonjolkan tekstur dan warna dengan cara yang lembut. Namun di malam hari, gunakan lampu berwarna warm white (2700K–3000K). Cahaya kuning hangat ini memperkuat nuansa “earthy” dan membuat ruangan terasa cozy.
Kalau kamu suka eksperimen, tambahkan lampu dengan kap anyaman atau lampu dinding dari batu. Elemen kecil ini mempertegas konsep “back to nature” tanpa berlebihan.
Aku sempat mengganti seluruh lampu LED putih di ruang tamu dengan versi warm light—hasilnya langsung terasa beda. Suasana jadi lebih tenang, bahkan tanaman hias di pojok ruangan tampak lebih hidup.
Bonus: Tanaman Indoor Sebagai Penyeimbang

Meski bukan bagian utama, tapi tanaman indoor adalah elemen wajib dalam interior bertema earth tone. Ia berfungsi sebagai aksen hidup yang memperkuat hubungan antara manusia dan alam.
Coba pilih tanaman seperti:
- Monstera Deliciosa
- Fiddle Leaf Fig
- Sansevieria (lidah mertua)
- Pilea Peperomioides
Letakkan di pot tanah liat atau keramik matte agar tetap senada dengan tema ruangan. Selain estetik, tanaman juga membantu menjaga kelembapan dan menyaring udara dalam ruangan.
Kesimpulan: Kembali ke Alam, Bukan Sekadar Tren
Tren interior 2025 sebenarnya bukan sekadar perubahan gaya, tapi bentuk refleksi manusia modern yang lelah dengan dunia digital dan serba cepat. Warna bumi, tekstur alami, dan material organik jadi cara untuk “menyentuh kembali realitas.”
Rumah tidak lagi sekadar tempat istirahat, tapi ruang untuk menyembuhkan diri. Jadi, kalau kamu sedang merencanakan renovasi atau dekorasi ulang tahun ini, cobalah mulai dari hal sederhana: ubah warna dinding, tambahkan tekstur, dan biarkan alam masuk perlahan.
Earth tone bukan hanya soal warna—ia adalah suasana.
Baca juga artikel lainnya: